Bounding Attachment


BOUNDING ATTACHMENT


PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bounding Attacment        
Bounding Attachment terjadi pada kala IV dimana di adalah kontak antara ibu, ayah dan anak yang berada dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding Attachment menurut beberapa ahli yaitu :
a.       Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
b.      Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
c.  Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir, attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
d.     Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
e.  Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
Jadi bisa kita simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan), jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Dimulai pada kala III sampai dengan postpartum. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
2.2 Prakondisi yang Mempengaruhi Ikatan Atau Bounding Attachment (Mercer, 1996)
  1. Kesehatan emosional orang tua, Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
  2. Suatu tingkat keetrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten, Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
  3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan, Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat atau dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
  4. Kedekatan orang tua dengan bayi, Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
  5. Kecocokan orang tua dengan bayi, Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2.  Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang disebabkan oleh :
a. Cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak.
b. Kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
c.Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya sebagai seorang ayah).
d. Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
2.3  Tahap - tahap Bounding Attachment
  a Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan        mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
   b  Bounding (keterikatan)
   c   Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

2.4 Elemen - elemen Bounding Attachment
  1. Sentuhan – sentuhan atau indra peraba. Sentuhan-sentuhan dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963 ; Klaus, Kennell, 1982, Tulman, 1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
  2. Kontak Mata. Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
  3. Suara. Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke arah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi
  4. Aroma. Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma atau bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Parter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
  5. Entrainment. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
  6. Bioritme. Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
  7. Kontak Dini. Saat ini, tidak ada bukti - bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua dan anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
            a. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
            b. Reflek menghisap dilakukan dini.
            c. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
            d. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh),                    waktu pemberian kasih sayang, stimulasi hormonal).
2.5    Prinsip - prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
  1. Menit pertama dan jam perrtama
  2. Sentuhan orang tua pertama kali
  3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
  4. Terlibat proses persalinan
  5. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman
  6. Fasilitas untuk kontak lebih lama
  7. Perawat maternitas khusus (bidan)
  8. Libatkan anggota keluarga lainnya
  9. Informasi bertahap mengenai bounding attachment

2.6    Keuntungan dari Bounding Attachment
1.      Rasa percaya diri
Perhatian dan kasih sayang orang tua yang stabil,menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya berharga bagi orang lain.jaminan adanya perhatian orang tua yang stabil,membuat anak belajar percaya pada oang lain.
2.      Kemampuan membina hubungan yang hangat
Hubungan yang di peroleh dari orang tua menjadi pelajaran baginya untuk kelak di terapkan dalam kehidupannya setelah dewasa.kelekatan yang hangat akan menjadi tolak ukur dalam membentuk hubungan dengan teman hidup dan selamanya.namun hubungan yang buruk menjadi pengalaman traumatis baginya sehingga menghalangi kemampuan membina hubungan yang stabil dan harmonis dengan orang lain.
3.      Mengasihi sesama dan peduli orang lain 
Anak yang tumbuh dalam hubungan kelekatan yang hangat akan memiliki sensitivitas atau kepekaan yang tinggi terhadap kebutuhan sekitarnya. Dia mempunyai kepedulian yang tinggi dan kebutuhan untuk membantu kesusahan orang lain
4.      Disiplin
Kelekatan hubungan dengan anak, membuat orang tua dapat memahami anak sehingga lebih mudah memberikan arahan secara lebih proporsional,empati,penuh kesabaran dan pengertian yang dalam.Anak juga akan belajar mengembangkan kesadaran diri dari sikap orang tua yang menghargai anak.sikap menghukum hanya akan menyakiti harga diri anak dan tidak mendorong kesadaran diri.Anak patuh karena takut.
5.      Pertumbuhan intelektual dan psikologi
Bentuk kelekatan yang terjalin kelak akan mempengaruhi pertumbuhan fisik,intelektual dan kognitif,serta perkembangan psikologis anak.
2.7 Hambatan Bounding Attachment
  1. Kurangnya support sistem.
  2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
  3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
  4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

2.8 Pelaksanaan Bounding Attachment
Cara Mempraktikkan Bounding Attachment
1.      Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.      Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.

VIDEO TAHAPAN BOUNDING ATTACHMENT


 Untuk materi lebih lengkapnya silahkan klik link di bawah




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Bonding attachment sangat diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu primipara. Bagi ibu primipara akan banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan yang dialami sangat banyak setelah melahirkan karena adanya pergantian peran dari seorang ibu yang dulunya belum pernah memiliki anak dan tidak tahu cara merawat anak,sekarang sudah berganti peran dan mau tidak mau ibu tersebut harus dapat mengambil peran antaralain merawat bayi, memberi ASI dan masih banyak lagi peran yang berubah setelah melahirkan. Ibu di sini tidak hanya focus pada perubahan dirinya dan perawatan untuk dirinya sendiri namun ibu harus bisa merawat bayinya juga. Bounding attachment juga tidak hanya untuk ibu yang primipara namun juga untuk ibu yang multipara.Pemberian ASI eksklusif dengan melakukan IMD dan rawat gabung merupakan cara yang baik untuk menerapkan bounding attachment.







DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, Br juliana. (2017). Buku Ajar Nronatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta: Cv Budi Utama
elearning.medistra.ac.id/pluginfile.php/254/.../4.%20Bounding%20Attachment.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini